Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kota Banjar mengadakan Stadium General di aula STITMUHBA. Kali ini stadium general di isi oleh DR. Elfan Fanhas Fatwa Khoemaeny S.Thl.,M.Ag beliau menyampaikan dalam sela-sela kegiatan materinya "Setelah kita berada di zaman yang disebut dengan Revolusi Industry 4.0, kini kita diantar pada suatu era yang oleh Jepang disebut Era Super Smart Society 5.0."
Era Society 5.0 disebut sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat evolusi industry 4.0 yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu yang menggerus nilai nilai kemanusiaan.
Pada era ini manusia harus memahami beberapa hal terkait dengan pengembanganya diantaranya adalah Speed adalah dimana semua orang harus cepat dalam segalanya. cepat dan tanggap dalam segala hal kemajuan tekhnologi. Selanjutnya "sudden change" artinya bahwa suka dengan tiba-tiba berganti dadakan dalam segi kemajuan tekhnologi "surprise" banyak kejutan yang dialami ketika adanya tehnologi. Hal ini disampai beliau, saat kegiatan Stadium general di AULA.
Dengan adanya tekhnologi ini manusia dibayang-bayangi dengan Pertama, Fear of Missing out" dalam hal ini adalah takut kehilangan. Sebagai contoh ketika seseorang ketinggalan hape maka dia akan fanik dan tidak akan tenang dalam kegiatannya. Kedua, Narsystic personality disorder selalu narsis dalam berbagai momentum. Munch Ean Syndrom adalah suka meminta dikasihani dengan maksud untuk meminta dan menambah viewr yang memang tentunya mengais uang lewat minta minta atau mengemis online. selanjutnya Voyourism artinya selalu Kepo dalam urusan status orang lain.
Guru menjadi aktor penting yang mesti mengalami perubahan paradigm pendidikan. Guru mesti menjadi inspirator bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Guru mesti berperan sebagai fasilitator, tutor, pembelajar sejati”
“Situasi era society 5.0 menuntun kemauan untuk melakukan adaptasi tetapi juga mengupgrade kompetensi. Selain 4 kompetensi, Guru juga perlu memiliki kemampuan kecakapan hidup. Ada 4 kecakapan hidup yakni creativity, critical thinking, communication dan collaboration “.
Kecakapan ini diperlukan sehingga mentoring memotivasi peserta didik untuk memiliki wawasan dan sikap yang utuh sehingga akhirnya peserta didik memiliki kemampuan literasi numerasi, sains, informasi, budaya dan kewarganegaraan.
“Ini pekerjaan berat maka juga dikerjakan bukan dengan cara biasa. Harus lebih keras dan cara luar biasa,“ harap Dr. Elfan.
Lebih lanjut Beliau menyampaikan bahwa, semangat yang harus terus digali dan dihidupi guru agama ungkapnya adalah inovatif dan dinamis sehingga pembelajaran yang terjadi bisa mendorong siswa berkreasi.
“Maka harus Ada kesempatan tertentu sebagai jalan pulang, menemukan dan memperbaharui spiritualitas panggilan sebagai guru.Berdirilah dan pergilah, “ tutup Dr. Elfan Fanhas Fatwa Khoemaeny S.Thl., M.Ag **
Penulis: Salma
Editor: Nana